Sabtu, 18 Februari 2012

Makna Surat Al-Zalzalah

Surat Zalzalah memiliki keutamaan yang agung sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW, bahkan surat ini menyamai seperempat Al Qur�an. Surat inilah yang diajarkan Rasulullah SAW kepada salah seorang sahabatnya yang meminta dibacakan Al Qur�an tapi Rasulullah mengajurkan kepadanya membaca surat-surat yang panjang, tapi shahabat tadi mengatakan ia tidak sanggup mengingat usianya telah lanjut, ia tidak mampu lagi membaca surat yang panjang. Karenanya Rasulullah mengajarkan kepadanya untuk membaca surat Zalzalah karena Surat Zalzalah ini merupakan ta�dilu Rub�il al-Qur�an yakni menyamai seperempat Al Qur�an. Rasulullah Saw merekomendasikan surat ini dapat digunakan menjadi mahar عن أنس بن مالك: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لرجل من أصحابه: "هل تزوجت يا فلان؟ " قال: لا والله يا رسول الله، ولا عندي ما أتزوج؟! قال: "أليس معك " قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ " ؟ ". قال: بلى. قال: "ثلث القرآن". قال: "أليس معك " إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ " ؟ ". قال: بلى. قال: "ربع القرآن". قال: "أليس معك " قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ " ؟ ". قال: بلى. قال: "ربع القرآن". قال: "أليس معك " إِذَا زُلْزِلَتِ الأرْضُ " ؟ ". قال: بلى. قال: "ربع القرآن" تزوج، وقال الترمذي: هذا حديث حسن. Suatu kali Rasulullah Saw bertanya pada salah seorang sahabatnya: �Apakah engkau telah menikah atau masih membujang? Lalu shahabat itu menjawab: �Belum ya Rasulullah, saya masih membujang�. Kemudian Rasulullah Saw bertanya lagi: �Apakah engkau hafal surat Zalzalah? Ia menjawab: �Ya, Saya telah hafal dan telah menguasainya. Maka Rasulullah SAW memerintahkan kepadanya untuk menikah, karena surat Zalzalah itu menyamai seperempat Al- Qur�an Kandungan surat Zalzalah ini membicarakan tentang hari kiamat yang merupakan peristiwa yang sangat dahsyat. عن أبي هريرة قال: قرأ رسول الله صلى الله عليه وسلم هذه الآية: { يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا } قال: "أتدرون ما أخبارها؟ ". قالوا: الله ورسوله أعلم. قال: "فإن أخبارها أن تشهد على كل عبد وأمة بما عَمِل على ظهرها، أن تقول: عمل كذا وكذا، يوم كذا وكذا، فهذه أخبارها".وقال الترمذي: هذا حديث حسن صحيح غريب. (انظر: المسند (2/374) وسنن الترمذي برقم (3353) وسنن النسائي الكبرى برقم (11693). Diceritakan oleh Rasulullah Saw bahwa pada hari kiamat nanti bumi itu akan bercerita segala apa yang telah terjadi, Dari Abu Hurairah ra berkata: Rasul Saw mengatakan: �Tahukah kamu apa yang disebut dengan akbaroha, atau apa yang dimaksud berita yang dikatakan bumi. Shahabat menjawab: �Allah dan Rasulnya lebih mengetahui�. Kemudian Rasul menjelaskan makna itu, bahwa yang dimaksud dengan berita yang akan diceritakan bumi itu, bahwa bumi akan memberikan kesaksian terhadap setiap perbuatan manusia. Manusia akan diberi kesaksian oleh bumi apakah ia laki-laki ataupun perempuan di dunia tentang perbuatannya, harinya, jamnya dan tidak ada satu pun peristiwa yang terlewatkan dimuka bumi ini kecuali diceritakan oleh bumi. Sesungguhnya bumi ini mencatat semua yang terjadi, hari ke hari, jam ke jam, detik demi detik, baik yang kecil maupun yang besar. Hal itu tidak luput dari pencatatan dan rekaman malaikat. Inilah penjelasan Rasulullah Saw menjelaskan ayat keempat surat ini. Ibnu Katsir mengutip hadits Rasulullah Saw, dikatakan bahwasannya Rasul Saw bersabda: �Hati-hatilah kamu dimuka bumi ini, bumi ini yang merekam seluruh yang kamu lakukan, sesungguhnya setiap orang yang melakukan perbuatan apapun, apakah itu perbuatan baik ataupun perbuatan buruk, sesungguhnya bumi itu akan menginformasikan seluruh perbuatan yang kita lakukan. sesungguhnya Allah swt telah mewahyukan untuk menyampaikan seluruh berita tadi�. Disebutkan pada hari itu (kiamat) keluarlah semua manusia dari kuburnya dengan berkelompok-kelompok atau bergolongan-golongan, akan diperlihatkan kepada manusia semua perbuatannya. Semua orang akan menyaksikannya tak terkecuali dirinya sendiri. Namun demikian bagi orang-orang yang mempunyai catatan amal baik, maka ia akan memperlihatkan kebanggaannya itu kepada orang lain. Bagi orang yang menerima catatan amal perbuatannya ini diberikan dengan tangan kanannya dan menandakan bahwa amalannya positif.. Sebaliknya orang yang menerima catatan amal perbuatannya dari belakang (sulit) akan menerima melalui tangan kirinya, bahkan ia menginginkan kematian saja. Dalam ayat lain dikatakan bahwa ia lebih baik tidak perlu diberikan catatannya itu. Ibnu Katsir berkata: �Nanti manusia akan dibangkitkan dari kuburnya dan menuju tempat perhitungannya (hisab), mereka itu bergolongan-golongan, golongan yang celaka yang masuk ke dalam neraka dan golongan yang baik masuk ke dalam surga�. Disebutkan dalam ayat yang lain, bahwa perjalanan manusia yang dimasukkan ke neraka, dia diseret oleh malaikat, bahkan hendak dimasukan ke dalam neraka itu dia sudah merasakan dari kejauhan panasnya api neraka, kemudian didorong oleh malaikat, sehingga mereka masuk ke dalamnya. Pada saat itu manusia bangkit dan keluar dari kuburnya untuk diperlihatkan amalnya masing-masing. Allah berfirman: 7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. 8. dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula. Ada beberapa penjelasan hadits Rasulullah mengenai ayat tujuh dan delapan ini. عن صعصعة بن معاوية -عم الفرزدق-: أنه أتى النبي صلى الله عليه وسلم فقرأ عليه: { فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ } قال: حسبي! لا أبالي ألا أسمع غيرها. (انظر المسند (5/59). Diriwayatkan dari Sha�shaah bin Mu�awiyah dia mendatangi Rasulullah Saw dan Rasul Saw membacakan ayat ini (Az-zalzalah: 7-8), kedatangan dia ingin meminta nasihat kepada Rasulullah saw, lalu Rasul membacakannya. dia berkata: �sudah cukup buat saya, saya tidak peduli lagi dan tidak mendengar nasihat lain lagi, dengan ayat ini saya sudah merasa cukup�. Sebagaimana kita lihat disini bagaimana seorang sahabat menghayati betul ayat ini, sehingga kedua ayat ini sangat baik untuk memacu amal positif dan juga mengerem perbuatan negatif, karenanya surat Al-Zalzalah ini dikatakan sebagai � Al Qur�an, semua perbuatan baik baik yang besar maupun yang kecil akan dihitung oleh Allah Swt. Diriwayatkan dalam hadits Imam Bukhari secara marfu� dari Adiy عن عَدي مرفوعا: "اتقوا النار ولو بِشِقِّ تمرة، ولو بكلمة طيبة". (انظر صحيح البخاري برقم (7512). �Takutlah kamu dengan api neraka walaupun dengan sebelah kurma�. Dengan deimikian hindarilah api neraka, lindungi diri kita walau dengan kalimat yang baik, dengan mengatakan kalimat yang baik kita dapat menentramkan hati orang lain, membuat orang lain ceria, tersenyum. Apalagi tersenyum sesama saudara bernilai sedekah. Dalam hadits lain dikatakan: �Janganlah kamu menyepelekan perbuatan ma�ruf walaupun sedikit, sekalipun dengan menuangkan embermu ke bejana orang lain, jangan menyepelakan perbutan itu�. Begitu pula Rasulullah Saw ketika menasihati para wanita: �Wahai wanita mu�minah, janganlah seorang tetangga menyepelakan untuk berbuat baik kepada tetangganya walaupun hanya dengan semangkok tulang kambing�. Bahkan kepada Aisyah Rasul Saw mengatakan: �Wahai aisyah lindungilah dirimu walau dengan sebelah korma, karena sebelah korma itu juga bisa menutupi kelaparan seseorang, tentunya bila memberikan lebih banyak kepada orang, maka itu lebih utama�. Disebutkan ketika Rasulullah Saw menerima ayat ini, ia sedang makan bersama Abu Bakar ra, lalu Rasulullah membacakan ayat ini, kemudian Abu Bakar ra mengangkat tangannya. Ia berkata kepada Rasul Saw: �Ya Rasulullah aku akan dibalas, sekalipun yang aku lakukan itu keburukan yang kecil sekali ya Rasulullah�.Lalu Rasulullah mengatakan:�Wahai Abu Bakar apa yang kamu lihat di dunia ini yang tidak kamu suka berupa keburukan betapapun kecilnya sehingga kamu menghindarinya, maka Allah akan menyimpannya berupa kebaikan yang sangat banyak dan akan dipenuhi pada hari kiamat nanti, keburukan kecil yang bisa dihindari maka akan dibalas dengan kebaikan-kebaikan yang banyak nanti di hari kiamat. Disebutkan dalam Al Qur�an bahwa ciri-ciri orang mukmin itu dapat menghindari perbuatan yang menyimpang, perbuatan itu bukan saja tidak mendapat dosa, bahkan diberikan penghapusan terhadap dosa-dosanya. Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudriy ra, ketika turun surat ini, dia bertanya kepada rasulullah Saw: �Ya Rasulullah, apakah aku akan melihat seluruh amal perbuatanku�? Rasulullah Saw menjawab: Berbahagialah engkau wahai Abu Said, kebaikan itu akan dilipat gandakan 10 kali lipat sampai 700 kali lipat, bahkan Allah melipat gandakannya menjadi lebih tinggi lagi, sebaliknya perbuatan buruk dibalas sebesar keburukannya, bahkan Allah dapat mengampuninya, .......seseorang kamu tidak akan selamat dengan amal perbuatannya saja, melainkan karena Rahmat dan kasih sayang Allah Swt. Ibnu Katsir menyebutkan hadits yang dikutip dari hadits Rasulullah Saw tentang kendaraan, jika kita meniatkannya dengan niat yang baik, maka kendaraan itu akan bernilai besar bagi kita. Dari Abu Hurairah: �Kuda itu dimiliki untuk salah satu diantara tiga tujuan, sekarang kita bisa menganalogikannya dengan kendaraan, yang pertama kuda itu dimiliki seseorang dengan pahala yang terus-menerus, yang kedua, kendaraan itu dimiliki seseorang untuk menutpi kebutuhannya, ketiga, ada yang mengunakan kendaraan dengan menjadi beban dosa untuk dirinya�. Kuda yang akan menjadi pahala terus-menerus untuk dirinya yaitu orang yang menambat kudanya itu di jalan Allah, dengan tujuan mendapatkan ridha Allah. Kuda itu makan dengan bebas dimana saja, baik di lapangan, di kandang, di taman. Setiap kali kuda itu makan, maka semua kebaikan yang terus-menerus akan diberikan kepada pemiliknya. Jika kuda bergerak, maka bekas-bekas pijakannya sampai kotorannya menjadi kebaikan bagi pemiliknya. jika kuda ini berjalan dan minum, walau pemiliknya tidak meminumkannya, maka itu kebaikan yang besar akan diberikan kepada pemiliknya. Kuda memberikan pahala yang sangat besar bagi pemiliknya. Disini manusia diingatkan bagaimana segala yang kita miliki hendaknya selalu dalam ridha Allah swt, agar segala yang kita miliki dan kita lakukan itu tercatat sebagai kebaikan dan jangan sampai ada yang kita miliki dan kita lakukan tidak bernilai kebaikan. Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas�ud, Rasulullah Saw bersabda: �Hindarilah dosa-dosa yang kecil, karena dosa-dosa yang kecil itu jika bertumpuk dapat membinasakan pelakunya, perumpamannya sekelompok orang yang berhenti di suatu tempat lalu semua orang diminta membawa sepotong kayu ditumpuk, sehingga jumlahnya menjadi banyak. Kayu yang bertumpuk itu dapat membakar apa saja dan yang dibakar di dalam api tersebut akan menjadi matang. Begitu juga halnya dosa-dosa yang kecil jika dilakukan dengan terus-menerus, pastilah akan bertumpuk dosanya itu�. Karena itu para ulama mengatakan, tidak ada dosa kecil yang menjadi kecil jika dosa itu dilakukan dengan terus-menerus. Suatu kali ada seorang sahabat usianya panjang sampai sangat tua sampai hidup bersama dengan para tabi�in (generasi kedua setelah zaman Rasul Saw), Shahabat tadi bercerita dan berkomentar tentang dosa, katanya: apa yang kalian pandang sekarang sebagai dosa-dosa kecil, dahulu kami menganggap dosa besar di zaman kami�. Karena itu betapa pentingnya kita tinggal di lingkungan bersama orang-orang yang sholeh, selalu berbuat kebaikan dan menghindari segala keburukan sebagaimana para shahabat memahami dan memaknai kata dosa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar